welcome to the blog Queen tri reski...
di blog ini Queen akan berbagi sedikit ilmu yang udh dimiliki....
so.... walaupun sedikit semoga bermanfaat yachhhhhh....
Polyester fiber, adalah serat sintetik yang terbuat dari hasil polimerisasi
etilen glikol dengan asam tereptalat melalui proses polimerisasi kondensasi.
Hasil polimerisasi berupa chip atapun polimer leleh, yang kemudian di lakukan
proses spinning untuk membentuk fiber. Pembentukan fiber dilakukan dengan
temperatur di atas titik leleh polyester, dengan bantuan gear pump yang
menentukan ukuran fiber yang keluar melalui spinneret. Spinneret disini akan
menentukan cross section atau bentuk dari fiber yang diinginkan, seperti bulat,
segitiga, dan lain-lain. Selanjutnya ribuan helai serat panjang ini disatukan
dan ditarik serta diletakkan di dalam can. Serat-serat dari bebarapa can
kemudian ditarik (draw) bersama sama sehingga didapatkan serat dengan ketebalan
tertentu biasanya dinyatakan dengan satuan denier. Pada proses peregangan ini
diberikan spin finish oil yang berfungsi mengurangi elektro statik yang terjadi
pada saat serat polyester diproses pada mesin mesin pemintalan berikutnya.
Setelah melalui proses peregangan selanjutnya masuk ke proses crimping.
Kemudian serat tadi dipotong potong menggunakan rotary cutter dengan panjang
sesuai dengan keperluan, misalnya 38 mm, 44 mm, 51 mm dan lain sebagainya. pada
saat proses pemotongan serat diberikan hembusan agar serat-serat yang telah
terpotong pendek-pendek dapat terurai satu sama lain. Serat yang telah selesai
dipotong dikemas pada mesin baling press dengan standar berat sekitar 350 kg
per bal. Selain kehalusan (denier) serat dan panjang serat, kilau (luster) juga
merupakan spesifikasi yang sangat penting, misalnya bright, semi dull atau
dull. Serat poliester merupakan bahan baku
bagi pabrik pemintalan (spinning) yang membuat benang pintal. Di pabrik
pemintalan serat poliester biasanya diproses untuk produk benang pintal
poliester 100% atau cempuran dengan serat alam atau serat sintetik lainnya.
Misalnya poliester/katun, polyester/rayon, polyester/rami, polyester/flax,
polyester/acrilik dlsb.
Contoh Karakteristik serat poliester : Kehalusan : 1.3
denier, Panjang : 38 mm, Kekuatan tarik : 6.6 gram/denier,
Mulur : 22%, Mengkerut : 6.3%, Krimp : 5.2 per Cm, Kandungan
oil : 0.15%, Kandungan air : 0.4%
Hal yang penting untuk mendapatkan perhatian pada proses serat polyester di
pabrik pemintalan adalah timbulnya elektro statis pada saat serat mengalami
gesekan, baik antar serat dengan serat sendiri dan juga antara serat dengan
metal atau karet yang merupakan bagian mesin yang bergesekan langsung dengan
serat yang diproses.
http://id.wikipedia.org/wiki/Serat_poliester
Rumput laut merupakan salah satu sumber devisa negara dan sumber pendap atan
bagi masyarakat pesisir. Selain dapat digunakan sebagai bahan makanan, minuman
dan obat-obatan, beberapa hasil olahan rumput laut seperti agar-agar, alginat
dan karaginan merupakan senyawa yang cukup penting dalam industri Rhodophyceae (alga merah)
merupakan rumput laut penghasil agar-agar dan
karaginan, sedangkan Phaeophyceae merupakan penghasil alginat
yang belum dioptimalkan pemanfaatannya Sebagian
besar rumput laut di Indonesia diekspor dalam
bentuk kering (Suwandi, 1992). Bila ditinjau dari segi ekonomi, harga hasil
olahan rumput laut seperti karaginan jauh lebih
tinggi dari pada rumput laut kering. Jenis
rumput laut penghasil karaginan adalah Eucheuma
Sp dan Eucheuma cottonii Oleh karena itu,
untuk meningkatkan nilai tambah dari rumput
laut dan mengurangi impor akan hasil-hasil olahannya, maka
pengolahan rumput laut menjadi karaginan di dalam negeri perlu dikembangkan
.Karaginan merupakan polisakarida yang diekstraksi dari
rumput laut merah dari jenis Chondrus,Eucuma ,Gigartina ,Hypnea ,Iradea dan
Phyllophora.Polisakarida ini merupakan galaktan yang mengandung
ester asam sulfat antara 20-30% dan saling berikatan dengan ikatan (1,3): B
(1,4) Dglik osidik secara berselang seling. Karaginan
dibedakan dengan agar berdasarkan kandungan sulfatnya,
karaginan mengandung minimal 18% sulfat sedang agar-agar hanya mengandung sulfat
3-4% (FCC, 1974). Dalam dunia perdagangan
karginan dibagi menjadi 3 jenis, yaitu kappa, iota dan lamda karaginan.
Kappa karaginan dihasilkan dari rumput laut jenis Eucheuma cottonii, sedang
iota-karaginan dihasilkan dari Eucheuma spinosum. Karaginan
digunakan sebagai stabilisator, pengental, pembentuk gel, pengemulsi, pengikat
dan pencegah kristalisasi dalam industri makanan dan
minuman, farmasi, kosmetik dan lain-lain. Stabilitas karaginan
sangat ditentukan oleh pH larutan dimana pengaturan pH larutan pada saat
ekstraksi dilakukan dengan menggunakan larutan basa
kuat, khususnya NaOH atau KOH. Menurut pH
larutan untuk ekstraksi karaginan dari rumput laut berkisar
8,5-9.
Industri pengolahan rumput laut menjadi karaginan membutuhkan KOH dalam
prosesnya. Selama ini kebutuhan KOH masih disuplai dari luar negeri. Penelitian
untuk mendapatkan bahan alternatif pengganti KOH perlu dilakukan. Abu kelopak
batang pisang mengandung oksida kalium cukup
tinggi sehingga diharapkan dapat mensubstitusi KOH
sebagai bahan pengekstrak karaginan. Penelitian dilakukan dalam 2 tahap, yaitu:
(1) pembuatan abu kelopak batang pisang sebagai sumber alkali,serta ekstraksi
karaginan dari rumput laut. Uji mutu
karaginan dilakukan menggunakan parameter daya larut,
titik gel, titik leleh, dan viskositas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan abu terhadap air
untuk memperoleh pH 8,5-9 diperoleh pada berat abu 0,1 gram yang dilarutkan
dalam 1 Liter air. Yield karaginan yang diperoleh dengan menggunakan larutan
alkali dari abu kelopak batang pisang sebesar 54,7% dan mengunakan KOH sebesar
52%. Karaginan yang diperoleh adalah jenis kappa dengan titik gel 22oC, titik
leleh yang tidak dapat dideteksi, dan viskositas 4 cP.