Jumat, 05 Juli 2013

PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN ARANG AKTIF SEBAGAI ADSORBEN



TUGAS AKHIR KIMIA KOLOID
PENJERNIHAN AIR DENGAN MENGGUNAKAN ARANG AKTIF SEBAGAI ADSORBEN

                                  



Disusun oleh:
  Nama            : Queen Tri Reski
  Nim              : RRA1C110019
          Prodi            : Kimia Mandiri 2010
       Dosen            : Dr.Nazarudin,M.Si

            FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Paper yang berjudul “PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN ARANG AKTIF SEBAGAI ADSORBEN “
           
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
-          Bapak Dr. Nazarudin, M. Si., Ph.D selaku dosen mata kuliah  Kimia Koloid dan Antar Muka yang telah membimbing penulis,
-          Teman-teman kelas  pendidikan kimia yang juga membantu,
-          Dan orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan materil.
Penulis menyadari terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu penulis mohon maaf karena masih dalam proses pembelajaran. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.







Jambi, 5 Juli  2013


Penulis



                                                                       
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………   i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………      ii
BAB I             PENDAHULUAN
1.1.      LATAR BELAKANG………………………………………………………     1
1.2.      RUMUSAN MASALAH……………………………………………………    2
1.3.      TUJUAN……………………………………………………………………      2
1.4.      BATASAN MASALAH…………………………………………………..        2

BAB II      TINJAUAN PUSTAKA
  2.1. Pengertian Koloid……………………………………………………………        3
  2.2. Pengertian Adsorpsi………………………………………………………….        4

BAB III    Metodologi penelitian
  3.1. Proses Pembuatan Arang aktif………………………………………………         5

BAB IV    PEMBAHASAN
  4.1 pengertian koloid…………………………………………………………….         7
  4.2. pengertian adsorpsi…………………………………………………………..        7
  4.3 Adsorben……………………………………………………………………..        8
     
BAB V      PENUTUP
  5.1 Kesimpulan …………………………………………………………………..        15

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..          16





BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Koloid merupakan  suatu bentuk campuran yang  keadaannya antara larutan dan suspensi.dimana Larutan memiliki sifat homogen dan stabil. Suspensi memiliki sifat heterogen dan labil. Sedangkan koloid memiliki sifat heterogen dan stabil.
Contoh nya, Jika kita campurkan susu (misalnya, susu instan) dengan air, ternyata susu "larut" tetapi "larutan" itu tidak bening melainkan keruh. Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan (hasil penyaringan tetap keruh). Secara makroskopis campuran ini tampak homogen. Akan tetapi, jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata masih dapat dibedakan partikel-partikel lemak susu yang tersebar di dalam air. Campuran seperti inilah yang disebut koloid.
Dan Jika kita campurkan air dengan pasir maka pasir akan terdispersi (bercampur) dengan air secara heterogen dan langsung memisah antara air dengan pasir, yang keadaannya pasir akan mengendap di dasar air dan dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa, bahkan dapat dipisahkan dengan cara dituang perlahan-lahan. Secara makroskopis campuran ini sudah tampak hetrogen, dapat dibedakan mana yang air dan mana yang pasir. Campuran seperti inilah yang disebut suspensi.
Jadi, koloid dapat digolongkan sebahagai  campuran heterogen (dua fase) dan setabil. Dimana Zat yang didipersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan zat disebut medium dispersi. Fase terdispersi umumnya bersifat diskontinu (terputus-putus), sedangkan medium dispersi bersifat kontinu. Pada campuran susu dengan air, fase terdispersi adalah lemak, sedangkan medium dispersinya adalah air.

                                                           
1.1  Rumusan Masalah
Ø  Apa itu koloid?
Ø  Apa yang dimaksud dengan Adsorpsi ?
Ø  Bagaimana Proses Penjernihan Air menggunakan Arang aktif sebagai Adsorben ?
Ø   

1.2  Tujuan Penulisan
Ø  Dapat mengetahui apa itu koloid
Ø  Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan adsorpsi
Ø  Untuk mengetahui Bagaimana Proses Penjernihan Air menggunakan Arang aktif sebagai Adsorben

1.2.Batasan Masalah
Batasan Masalah disini hanya membahasa mengenai pengertian koloid, adsorpsi dan Proses Penjernihan Air menggunakan Arang aktif sebagai Adsorben










                                                                       
                                BAB II
                   TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Koloid
Koloid merupakan  suatu bentuk campuran yang  keadaannya antara larutan dan suspensi.dimana Larutan memiliki sifat homogen dan stabil. Suspensi memiliki sifat heterogen dan labil. Sedangkan koloid memiliki sifat heterogen dan stabil. Koloid juga merupakan sistem heterogen, dimana suatu zat "didispersikan" ke dalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang didispersikan berkisar dari satu nanometer (nm) hingga satu mikrometer (µm).
Contoh nya, Jika kita campurkan susu (misalnya, susu instan) dengan air, ternyata susu "larut" tetapi "larutan" itu tidak bening melainkan keruh. Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan (hasil penyaringan tetap keruh). Secara makroskopis campuran ini tampak homogen. Akan tetapi, jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata masih dapat dibedakan partikel-partikel lemak susu yang tersebar di dalam air. Campuran seperti inilah yang disebut koloid. Dan Jika kita campurkan air dengan pasir maka pasir akan terdispersi (bercampur) dengan air secara heterogen dan langsung memisah antara air dengan pasir, yang keadaannya pasir akan mengendap di dasar air dan dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa, bahkan dapat dipisahkan dengan cara dituang perlahan-lahan. Secara makroskopis campuran ini sudah tampak hetrogen, dapat dibedakan mana yang air dan mana yang pasir. Campuran seperti inilah yang disebut suspensi.
Jadi, koloid dapat digolongkan sebahagai  campuran heterogen (dua fase) dan setabil. Dimana Zat yang didipersikan disebut fase terdispersi,
                                               
sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan zat disebut medium dispersi.
Fase terdispersi umumnya bersifat diskontinu (terputus-putus), sedangkan medium dispersi bersifat kontinu. Pada campuran susu dengan air, fase terdispersi adalah lemak, sedangkan medium dispersinya adalah air.
                                                                                                                (Atkins, P.W.  1990)
2.2. Pengertian Adsorpsi
Adsorpsi merupakan  peristiwa penyerapan spesi ( muatan listrik atau ion dan molekul netral ) oleh permukaan partikel koloid. Peristiwa ini umumnya terjadi karena adanya gaya tarik molekul, atom atau ion pada permukaan adsorben ( koloid ). Kemampuan menarik / menyerap ini disebabkan karena terdapatnya  tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi, sehingga jika ada partikel / spesi yang menempel akan cenderung dipertahankan pada permukaannya.
            Dimana spesi yang diserap disebut fase terserap, sedangkan spesi yang menyerap disebut adsorben. Jadi, Jika partikel koloid ( awalnya netral ) mengadsorpsi ion yang bermuatan positif ( kation ), maka koloid tersebut akan menjadi bermuatan positif juga, dan sebaliknya. Adanya peristiwa ini menyebabkan partikel koloid menjadi bermuatan listrik.
            Jika permukaan koloid bermuatan positif, maka spesi yang diserap harus bermuatan negatif, dan sebaliknya.
                                                                                                 ( Syabatini, A., 2009 )





BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Disini saya mengambil sebuah penelitian yang telah dilakukan oleh para pakar kimia mengenai penjernihan air dengan menggunakan arang aktif sebagai adsorben
3.1. Pembuatan Arang Aktif

 

                                                                                                       



 

                            






BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Pengertian Koloid
Koloid merupakan  suatu bentuk campuran yang  keadaannya antara larutan dan suspensi.dimana Larutan memiliki sifat homogen dan stabil. Suspensi memiliki sifat heterogen dan labil. Sedangkan koloid memiliki sifat heterogen dan stabil. Koloid juga merupakan sistem heterogen, dimana suatu zat "didispersikan" ke dalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang didispersikan berkisar dari satu nanometer (nm) hingga satu mikrometer (µm). Partikel-partikel koloid bermuatan listrik, ada yang positif dan ada yang negatif.
    Adanya muatan listrik pada partikel-partikel koloid tersebut dapat dijelaskan dengan beberapa peristiwa yaitu  Salah satu nya yaitu Adsorpsi. Dimana disini saya mengambil contoh adsorpsi dalam kehidupan sehari-hari yaitu “ Pemurnian air dengan menggunakan arang aktif sebagai Adsorben“

4.2. Adsorpsi
            Adsorpsi merupakan  peristiwa penyerapan spesi ( muatan listrik atau ion dan molekul netral ) oleh permukaan partikel koloid. Peristiwa ini umumnya terjadi karena adanya gaya tarik molekul, atom atau ion pada permukaan adsorben ( koloid ). Kemampuan menarik / menyerap ini disebabkan karena terdapatnya  tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi, sehingga jika ada partikel / spesi yang menempel akan cenderung dipertahankan pada permukaannya.
            Dimana spesi yang diserap disebut fase terserap, sedangkan spesi yang menyerap disebut adsorben. Jadi, Jika partikel koloid ( awalnya netral ) mengadsorpsi ion yang bermuatan positif ( kation ), maka koloid tersebut akan menjadi bermuatan positif juga, dan sebaliknya. Adanya peristiwa ini menyebabkan partikel koloid menjadi bermuatan listrik.
                                                                                   
Jika permukaan koloid bermuatan positif, maka spesi yang diserap harus bermuatan negatif, dan sebaliknya.

4.3. Adsorben
Adsorben merupakan  zat yang melakukan penyerapan terhadap zat lain (baik berupa cairan maupun gas) pada proses adsorpsi. Umumnya adsorben bersifat spesifik, yang hanya menyerap zat tertentu. Dalam memilih jenis adsorben pada proses adsorpsi, harus disesuaikan dengan sifat dan keadaan zat yang akan diadsorpsi. Adsorben yang paling banyak dipakai untuk menyerap zat-zat dalam larutan adalah arang. Karbon aktif yang merupakan contoh dari adsorpsi, yang biasanya dibuat dengan cara membakar tempurung kelapa atau kayu dengan persediaan udara (oksigen) yang terbatas. Tiap partikel adsorben dikelilingi oleh molekul yang diserap karena terjadi interaksi tarik menarik. Zat ini banyak dipakai di pabrik untuk menghilangkan zat-zat warna dalam larutan. Penyerapan bersifat selektif, yang diserap hanya zat terlarut atau pelarut sangat mirip dengan penyerapan gas oleh zat padat.
Beberapa jenis adsorben yang biasa digunakan yaitu :
4.3.1.  Karbon aktif/ arang aktif/ norit
Sejak perang dunia pertama arang aktif produksi dari peruraian kayu sudah dikenal sebagai adsorben atau penyerap yang afektif dan mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. sehingga banyak dipakai sebagai adsorben pada topeng gas Arang aktif adalah bahan berupa karbon bebas yang masing-masing berikatan secara kovalen atau arang yang telah dibuat dan diolah secara khusus melalui proses aktifasi, sehingga pori-porinya terbuka dan dengan demikian mempunyai daya serap yang besar terhadap zat-zat lainnya, baik dalam fase cair maupun dalam fase gas. Dengan demikian, permukaan arang aktif bersifat non-polar. Struktur pori berhubungan dengan luas permukaan, dimana semakin kecil pori-pori arang aktif, mengakibatkan luas permukaan semakin besar.
                                                                 
Dengan demikian kecepatan adsorpsi bertambah. Diman Untuk meningkatkan kecepatan adsorpsi, dianjurkan menggunakan arang aktif yang telah dihaluskan terlebih dahulu. Karbon aktif ini cocok digunakan untuk mengadsorpsi zat-zat organik. Komposisi arang aktif terdiri dari silika (SiO2), karbon, kadar air dan kadar debu. Dimana Unsur silika merupakan kadar bahan yang keras dan tidak mudah larut dalam air, maka khususnya silika yang bersifat sebagai pembersih partikel yang terkandung dalam air keruh dapat dibersihkan sehingga diperoleh air yang jernih.
Bahan baku yang berasal dari hewan, tumbuh-tumbuhan, limbah maupun mineral yang mengandung karbon dapat dibuat menjadi arang aktif yaitu dibuat melalui proses pembakaran secara karbonisasi (aktifasi) dari semua bahan yang mengandung unsur karbon dalam tempat tertutup dan dioksidasi/ diaktifkan dengan udara atau uap untuk menghilangkan hidrokarbon yang akan menghalangi/ mengganggu penyerapan zat organik Bahan tersebut antar lain tulang, kayu lunak maupun keras, sekam, tongkol jagung, tempurung kelapa, ampas penggilingan tebu, ampas pembuatan kertas, serbuk gergaji, dan batubara.
4.3.2.      Pembuatan arang aktif
Secara umum dan sangat sederhana, proses pembuatan arang aktif terdiri dari 3 tahap, diantara nya  :
Pertama : Dehidrasi : proses penghilangan air dimana bahan baku dipanaskan sampai temperatur 170°C.
Kedua : Karbonisasi : pemecahan bahan-bahan organik menjadi karbon. Suhu diatas 170°C akan menghasilkan CO dan CO2. Pada suhu 275°C, dekomposisi menghasilkan “tar”, methanol dan hasil samping lainnya. Pembentukan karbon terjadi pada temperatur 400-600°C.
Ketiga : Aktifasi : dekomposisi tar dan perluasan pori-pori. Dapat dilakukan dengan uap atau CO2 sebagai aktifator.
Yang dimaksud dengan aktifasi disini merupakan  suatu perlakuan terhadap arang yang bertujuan untuk memperbesar pori dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi
                                                                 
molekul-molekul permukaan sehingga arang mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi.
Arang aktif  umumnya memiliki warna hitam, tidak berasa dan tidak berbau, serta berbentuk bubuk dan granular, yang mempunyai daya serap yang jauh lebih besar dibandingkan dengan arang yang belum mengalami proses aktifasi, mempunyai bentuk amorf yang terdiri dari plat-plat dasar dan disusun oleh atom-atom karbon C yang terikat secara kovalen dalam suatu kisi yang heksagon. Plat-plat ini bertumpuk satu sama lain membentuk kristal-kristal dengan sisa-sisa hidrokarbon yang tertinggal pada permukaan. Dengan menghilangkan hidrokarbon tersebut melalui proses aktifasi, akan didapatkan suatu arang atau karbon yang membentuk struktur jaringan yang sangat halus atau porous sehingga permukaan adsorpsi atau penyerapan yang besar dimana luas permukaan adsorpsi dapat mencapai 300-3500 cm2/gram.
Proses pembuatan arang aktif dibagi menjadi 2, yaitu :
1)      Proses Kimia
Pertama Bahan baku dicampur dengan bahan-bahan kimia tertentu, kemudian dibuat padatan . Yang Selanjutnya padatan tersebut dibentuk menjadi batangan dan dikeringkan serta dipotong-potong. Proses Aktifasi ini dilakukan pada temperatur 100°C. Arang aktif yang dihasilkan selanjutnya dicuci dengan air dan  dikeringkan pada temperatur 300°C. Dengan proses kimia, bahan baku dapat dikarbonisasi terlebih dahulu, kemudian dicampur dengan bahan-bahan kimia.
2)      Proses Fisika
Sedangkan proses fisika Bahan baku terlebih dahulu dibuat arang. Selanjutnya arang tersebut digiling, dan diayak untuk selanjutnya diaktifasi dengan cara pemanasan pada temperatur 1000°C yang disertai pengaliran uap.
Ø  Penyerapan Bahan - bahan Terlarut Dengan Arang Aktif
Sifat arang aktif yang paling penting adalah daya serap. Untuk menghilangkan bahan-bahan terlarut dalam air, umumnya menggunakan arang aktif dengan cara mengubah sifat permukaan partikel karbon melalui proses oksidasi.
                                                                 
Partikel ini akan menyerap bahan-bahan organik dan akan terakomulasi pada bidang permukaannya. Pada umumnya ion organik dapat diturunkan dengan arang aktif.

       Adsorpsi oleh arang aktif ini dapat  melepaskan gas, cairan dan zat padat dari larutan dimana kecepatan reaksi dan kesempurnaan pelepasan tergantung pada pH, suhu, konsentrasi awal, ukuran molekul, berat molekul dan struktur molekul. Penyerapan terbesar terdapat  pada pH rendah. Dalam Laboratorium Manual disebutkan bahwa pada umumnya kapasitas penyerapan arang aktif akan meningkat dengan turunnya pH dan suhu air. Pada pH rendah aktifitas dari bahan larut dengan larutan meningkat sehingga bahan-bahan larut untuk tertahan pada arang aktif lebih rendah.
Proses adsorpsi arang aktif dapat digambarkan sebagai molekul yang meninggalkan zat pengencer yang terjadi pada permukaan zat padat melalui ikatan kimia maupun fisika. Molekul tersebut digunakan sebagai adsorbat dan zat padat disebut adsorben arang aktif. Adapun adsorpsi yang terjadi pada arang aktif dapat bersifat :
  1. Adsorpsi Fisika
Adsorpsi fisika terjadi berdasarkan ikatan fisika antara zat-zat dengan arang aktif dalam keadaan suhu rendah dengan penyerapan relative kecil.
  1. Adsorpsi Kimia
Adsorpsi kimia terjadi berdasarkan ikatan kimia antara adsorben (arang aktif) dengan zat-zat teradsopsi. Dijelaskan pula bahwa bahan dalam larutan yang bersifat elektrolit akan diserap lebih efektif dalam suasana basa oleh arang aktif. Sedangkan bahan dalam larutan yang bersifat non elektrolit penyerapan arang aktif tidak dipengaruhi oleh sifat keasaman atau sifat kebasaan larutan.  



                                                           
Dalam hal ini, ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu:
·         Sifat serapan
banyak senyawa yang dapat diadsorpsi oleh arang aktif, tetapi kemampuannya untuk mengadsorpsi berbeda untuk masing-masing senyawa. Adsorpsi akan bertambah besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari struktur yang sama, seperti dalam deret homolog. Adsorpsi juga dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, dan struktur rantai dari senyawa serapan.
·         Temperatur
Dalam pemakaian arang aktif dianjurkan untuk mengamati temperatur pada saat berlangsungnya proses. Faktor yang mempengaruhi temperatur proses adsorpsi adalah viskositas dan stabilitas senyawa serapan.  Jika pemanasan tidak mempengaruhi sifat-sifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna maupun dekomposisi, maka perlakuan dilakukan pada titik didihnya. Untuk senyawa volatil, adsorpsi dilakukan pada temperatur kamar atau bila memungkinkan pada temperatur yang lebih rendah.
·         pH (derajat keasaman)
Untuk asam-asam organik, adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu dengan penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam mineral untuk mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya apabila pH asam organik dinaikkan yaitu dengan penambahan alkali, adsorpsi akan berkurang sebagai akibat terbentuknya garam.
·         Waktu singgung
Bila arang aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk mencapai kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan jumlah arang yang digunakan.

                                                     
Selisih ditentukan oleh dosis arang aktif, pengadukan juga mempengaruhi waktu singgung. Pengadukan dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada partikel arang aktif untuk bersinggungan dengan senyawa serapan.
Secara garis besar penyerapan arang aktif terhadap zat yang terlarut adalah:
  1. Zat teradsorpsi berpindah dari larutannya menuju lapisan luar dari adsorben (arang).
  2. Zat teradsorpsi diserap oleh permukaan arang aktif.
  3. Zat teradsorpsi akhirnya diserap oleh permukaan dalam atau permukaan porous arang.

Adapun secara umum faktor yang menyebabkan adanya daya serap dari arang aktif adalah :
  1. Adanya pori-pori mikro yang jumlahnya besar pada arang aktif sehingga menimbulkan gejala kapiler yang menyebabkan adanya daya serap.
  2. Adanya permukaan yang luas (300 – 3500 cm2/gram) pada arang aktif sehingga mempunyai kemampuan daya serap yang besar.

Menurut SII No.0258-79, arang aktif yang baik mempunyai persyaratan seperti yang tercantum pada tabel dibawah ini :
Tabel1. Spesifikasi karbon aktif
JENIS
PERSYARATAN
Bagian yang hilang pada pemanasan 950°C
Maks. 15%
Air
Maks. 10%
Abu
Maks. 2,5%
Bagian yang tidak diperarang
Tidak nyata
Daya serap terhadap larutan
Min. 20%

                                                                       
b.      Gel Silika
Merupakan bahan yang terbuat dari add treatment dari larutan sodium silikat yang dikeringkan. Luas permukaanya 600-800 m2/g dengan diameter pori antara 20-50Á. Gel silika cocok digunakan untuk mengadsorpsi gas dehidrat dan untuk memisahkan hidrokarbon.
c.       Alumina Aktif
Alumina aktif cocok digunakan untuk mengadsorpsi gas kering dan Liquid. Luas permukaannya 200-500 m2/g dan diameter porinya 20-140Á.














                                                           
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
            Koloid merupakan  suatu bentuk campuran yang  keadaannya antara larutan dan suspensi.dimana Larutan memiliki sifat homogen dan stabil. Suspensi memiliki sifat heterogen dan labil. Sedangkan koloid memiliki sifat heterogen dan stabil.
            Adsorpsi merupakan  peristiwa penyerapan spesi ( muatan listrik atau ion dan molekul netral ) oleh permukaan partikel koloid. Peristiwa ini umumnya terjadi karena adanya gaya tarik molekul, atom atau ion pada permukaan adsorben ( koloid ). Kemampuan menarik / menyerap ini disebabkan karena terdapatnya  tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi, sehingga jika ada partikel / spesi yang menempel akan cenderung dipertahankan pada permukaannya.
Disini saya mengambil contoh Pemurnian Air menggunakan arang aktif sebagai adsorben
Dimana arang aktif dibuat dari bahan baku berupa kayau yang sering kita jumpai







                                                                   




DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P.W.  1990.  Kimia Fisika Jilid 2  Edisi Keempat.  Penerbit Erlangga.     Jakarta.
Keenan. 1999. Kimia Untuk Universitas. Erlangga. Jakarta.
Muchayat dan Widjaja, T., 2004, Studi Kinerja Pact Proses Dalam Merespon Bahan Organik Berbasis Phenol, Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi 3 (3) 77-83.
Sukardjo. 1990.  Kimia Anorganik.  Penerbit Rineka Cipta.  Jakarta.
Syabatini, A., 2009, Kinetika Adsorpsi (online), www.annisanfushie's_weblog/htm, diakses tanggal 10 Juni, puku l 19.00 WIB.
Tony, Bird. 1987. Kimia Fisika Untuk Universitas. PT. Gramedia Pustaka Utama.  Jakarta.
Kappl Michael, dkk. 2003. Physics and Chemistry of Interfaces. Deutsche : WILEY-VCH Verlag GmbH & Co.
KGaA