Sabtu, 11 Mei 2013

RPP Queen Tri Reski (RRA1C110019)

RENCANA  PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan    : SMA NEGERI KOTA JAMBI
Mata Pelajaran          : Kimia
Materi Pokok             : Pembuatan Koloid
Kelas Semester          : XI / II
Pertemuan                  : ( 2 x 45 Menit )

I.       Standar Kompetensi
5.1.  Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

II.    Kompetensi Dasar
5.2. Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitarnya.

III.  Indikator
Menjelaskan proses pembuatan koloid 

IV. Tujuan Pembelajaran
  1. Siswa dapat mengidentifikasikan pembuatan koloid berdasarkan cara kondensasi
  2. Siswa dapat mengidentifikasi pembuatan koloid berdasarkan cara dispersi
  3. Siswa dapat menjelaskan proses pembuatan koloid secara kondensasi
  4. Siswa dapat menjelaskan proses pembuatan koloid secara dispersi
V.    Materi Pokok / Uraian
KOLOID

Merupakan suatu campuran brfase dua yaitu fase terdispersi dan fase pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 1 nm sampai dengan 100 nm.
 
Berdasarkan ukuran partikel dari fasa terdispersi yang spesifik dan medium pendispersi yang beragam, maka koloid memiliki beberapa sifat utama yaitu :

1.   Sistem koloid menunjukan adanya gerak Brown yaitu pergerakan yang tidak teratur (zig-zag) dari partikel- partikel koloid, gerakan diamati oleh Robert Brown. Gerakan ini terjadi secara terus menerus akibat dari tumbukan yang tidak seimbang antara medium koloid dengan partikel koloid. Gerak Brown dapat menstabilkan sistem koloid atau mencegah terjadinya pengendapan. Gerakan ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop

2. Efek Tyndall merupakan penghamburan cahaya oleh partikel- partikel yang terdapat dalam sistem koloid sehingga berkas cahaya dapat dilihat jelas walaupun partikelnya tidak tampak dan efek ini diamati oleh John Tyndall. Dalam kehidupan sehari - hari efek Tyndal dapat diamati pada langit yang berwarna biru di siang hari karena adanya pantulan cahaya dari partikel koloid diudara.


PEMBUATAN KOLOID

Pada prinsipnya pembuatan koloid adalah mengubah partikel-partikel berukuran ion, atom, atau molekul menjadi partikel-partikel koloid atau mengubah partikel besar menjadi koloid. Untuk memperoleh suatu sistem koloid dapat dilakukan dengan cara kondensasi dan dispersi.
 

1. Cara Kondensasi
Cara kondensasi yaitu dengan mengubah partikel-partikel yang lebih kecil menjadi partikel yang lebih besar yaitu partikel koloid. Hal yang harus diperhatikan pada pengerjaan cara kondensasi adalah menjaga ukuran partikel koloid, karena partikel yang terlalu besar akan mengendap. Untuk menghindari penggumpalan selama kondensasi berlangsung maka selama kondensasi dimulai, larutan sudah harus lewat jenuh dan bibit-bibit kondensasi harus sudah terbentuk. Cara ini dapat dilakukan dengan reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan reaksi pengendapan dan pergantian pelarut.

a.      Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.
Contoh 1(reaksi oksidasi):
Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.
2H2S(g) + SO2(aq) → 2H2O(l) + 3S (koloid)
Contoh 2 (Reaksi reduksi)
Sol dari logam dari Pt, Ag, dan Au dapat dibuat dengan cara mereaksikan
larutan logam dengan zat pereduksi misalnya FeSO4 dan formaldehida.
Contoh : 2 AuCl3 + 3SnCl2 → 3SnCl4 + 2Au
Pada reaksi tersebut ion Au3+ direduksi menjadi Au (logam). Au padat adalah partikel fase dispersi yang terbentuk dan menyusun sol emas. Warna sol emas yang terbentuk bisa bermacam-macam tergantung kepada besarnya partikel Au, umumnya berwarna biru sampai merah delima.
b.      Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Cara reaksi hidrolisis dapat dipakai untuk membuat koloid basa logam seperti Al, Fe, dan Cr, karena basa logam tersebut berbentuk koloid.
Contoh:
Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam air mendidih ditambahkan larutan FeCl3, maka akan terbentuk sol Fe(OH)3.
FeCl3(aq) + 3 H2O(l) → Fe(OH)3 (koloid) + 3 HCl(aq)
Sol Fe(OH)3 yang terbentuk dapat tahan lama dan partikelnya bermuatan positif
karena mengadsorpsi ion H+.
c.        Reaksi Pengendapatan
Contoh 1:
Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan H2S.
2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(aq) → As2S3(koloid) + 6 H2O(l)
Contoh 2:
Sol AgCl dapat dibuat dengan mencampurkan larutan perak nitrat encer dengan larutan HCl encer.
AgNO3(aq) + HCl(aq) → AgCl(koloid) + HNO3(aq)
d.      Penggantian Pelarut
Selain dengan cara-cara kimia seperti di atas, koloid juga dapat terjadi dengan penggantian pelarut. Cara kondensasi ini dilakukan untuk menurunkan kelarutan suatu zat terlarut.
Contoh:
1)   Belerang larut dalam etanol tapi tidak larut dalam air. Bila larutan jenuh belerang dalam etanol dituangkan dalam air, maka akan terbentuk sol belerang. Hal ini terjadi akibat menurunnya kelarutan belerang di dalam campuran tersebut
2)   Indikator fenolftalein larut dalam etanol tetapi tidak larut dalam air. Bila air ditambahkan ke dalam larutan fenolftalein dalam etanol terbentuk cairan seperti susu.

2. Cara Dispersi
Pembuatan koloid dengan cara dispersi yaitu dengan memecah molekul besar menjadi molekul-molekul lebih kecil yang sesuai dengan ukuran partikel koloid.
a. Cara Mekanik
Dengan cara mekanik, partikel kasar dipecah sampai halus. Dalam laboratorium kimia pemecahan partikel ini dilakukan dengan menggunakan lumping dan alu kecil., sedangkan dalam industri digunakan mesin penggiling koloid. Zat yang sudah halus dimasukkan ke dalam cairan sampai terbentuk suatu sistem koloid.
Contoh:
Sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama dengan suatu zat inert (seperti gula pasir), kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.

b.      Cara Peptisasi
Cara ini dilakukan dengan menambahkan ion sejenis pada suatu endapan, sehingga endapannya terpecah menjadi partikel-partikel koloid. Cara ini biasa digunakan untuk membuat sol liofil.
Contoh 1:
Agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton, karet oleh bensin, dan lain-lain. Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S dan endapan Al(OH)3 oleh AlCl3.

Contoh 2:
Endapan AgI dapat dipeptisasi dengan menambahkan larutan elektrolit dari ion sejenis, misalnya kalium iodida (KI) atau perak nitrat (AgNO3)

c.   Cara Busur Bredig
Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang akan dijadikan koloid digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan dalam medium dispersi, kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya. Mula-mula atom-atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu atom-atom tersebut mengalami kondensasi, sehingga membentuk partikel koloid. Jadi, cara busur ini merupakan gabungan cara dispersi dan cara kondensasi.
Contoh:  Pembuatan sol emas dan sol platina.

VI. Proses pembelajaran
Metode                  : Tanya jawab, dan diskusi.
Model                    : Everyone is a Teacher Here.
Media                    : Power point,Buku SMA dan media Peraga berupa kartu Indeks

VII.    Sumber Pembelajaran
1.Michael Purba, kimia SMA untuk kelas XI : Erlangga
2.Johari dan Rachmawati, Kimia SMA dan MA untuk kelas XI: Esis

VIII. Kegiatan Pembelajaran

No
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu (menit)
Aspek Life skill yang dikembangkan
1
Pendahuluan
  1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

  1. Apersepsi
Guru mereview materi sebelumnya yaitu mengenai sifat-sifat koloid.
  1. Motivasi
Memberikan pandangan tentang pembuatan koloid.
10


Siswa  menyimak dan memahami tujuan pembelajaran


Siswa mampu Menjawab  pertanyaan apersepsi dari guru

Siswa Menyimak dan memperhatikan serta Mengikuti ajakan guru untuk memulai pelajaran


2
Kegiatan Inti
A.  Eksplorasi
  1. Guru mendeskripsikan proses pembuatan koloid


  1. Guru mengarahkan siswa untuk memahami     pembuatan koloid secara kondensasi.


  1. Guru mengarahkan siswa untuk memahami           pembuatan koloid secara dispersi.

B.     Elaborasi
  1. Siswa membuat pertanyaan dalam kartu indeks sesuai dengan materi yang di ajarkan secara berkelompok

  1. Kartu indeks tersebut dikumpulkan,dan disebarkan secara acak.


  1. Siswa menjawab pertanyaan dalam kartu indeks yang diperolehnya dengan berdiskusi dengan anggota kelompoknya.






  1. Guru memerintahkan Salah seorang siswa menjelaskan jawaban yang dibuatnya di depan kelas.

  1. Siswa lain diminta untuk menambahkan jawaban atas pertanyaan yang dijelaskan

C.    Konfirmasi.
  1. Guru memberikan penguatan dan meluruskan konsep siswa apabila ada kesalahan.

  1. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dan siswa yang memberikan jawaban

70


Siswa mendengarkan penjelasan guru dan timbul rasa ingin tahu siswa serta menyiapkan perangkat pembelajaran

Siswa mampu memahami pembuatan koloid secara kondensasi



Siswa mampu memahami pembuatan koloid secara dispersi




Siswa duduk berkelompok dengan rasa penuh tanggung jawab,toleransi dan jujur  



Siswa mampu mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru



 Siswa mampu berdiskusi dengan teman dalam satu kelompok tentang jawaban yang paling tepat. Serta Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan dari tugas itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.


Siswa mampu menjelaskan jawaban nya di depan kelas




siswa mampu menanggapi jawaban dari kelompok yang mengungkapkan jawabanya tadi.



Siswa menyimak dan menerima kesalahan dengan lapang dada


Siswa memberi  Tepuk tangan kepada teman yang mengerjakan soal dengan benar
3
Penutup
Guru mengarahkan siswa menyimpulkan pelajaran

10


siswa mampu menyimpulkan  materi yang telah di diskusikan hari ini.

 
IX. Penilaian
Teknik Penilaian    : Tes Tertulis
Bentuk Penilaian   : Tes Objektif


Lembar observasi bentuk skala penilaian (rating scale) kemampuan berinteraksi dalam kegiatan diskusi kelompok

No
Aspek yang diukur
Skala
1
2
3
4
1
Sikap siswa dalam menerima pendapat.




2
Kemauan untuk membantu teman yang lain yang mengalami kesulitan dalam mengemukakan pendapat




3
Kesabaran untuk mendengarkan usul teman.




4
Kesopanan dalam memberikan kritikan kepada siswa lain.




5
Sikap siswa dalam menerima kritikan.









Keterangan:

Aspek 1:
1 = jika sama sekali tidak mau menerima pendapat teman, meskipun pendapat tersebut benar
2 = jika mau menerima pendapat  teman,  meskipun  dengan  berat  hati atau menunjukkan sikap tidak senang atau lebih banyak mempertahankan pendapatnya
3 =   jika mau mendengarkan  pendapat  teman,  meskipun  sedikit kurang senang atau setelah teman yang lain juga menyatakan bahwa pendapat yang disampaikan benar
4 =  jika rela menyatakan atau mau menerima atau mengharap orang lain memberikan pendapat




Aspek 2:
1 = jika sama sekali tidak mau menerima kritikan teman, meskipun kritikan yang diberikan memang benar
2 = mau menerima kritikan teman tetapi menunjukan sikap tidak senang atau lebih banyak mempertahankan pendapatnya
3 = jika mau menerima  kritikan  teman,  meskipun  sedikit kurang senang atau setelah teman yang lain juga menyatakan bahwa pendapat yang disampaikan benar
4 = jika rela mau menerima atau mengharap orang lain memberikan masukan


Aspek 3
1 = jika tidak pernah/tidak mau  mendengarkan pembicaraan orang lain
2 = jika mau memberikan kritikan dengan kalimat yang sedikit masih berkesan menyalahkan
3 =jika mau mendengarkan  pendapat  orang  lain, dengan meminta agar yang disampaikan harus jelas fokusnya
4 = jika mau meminta kesempatan berpendapat dan rela jika pendapatnya tidak diterima

Aspek 4:
1 = jika dirinyapun  tidak pernah memberi pendapat
2 = jika mau memberikan bantuan/kesempatan kepada  teman  untuk menyampaikan pendapat   tetapi setelah diingatkan teman lain/guru 
3 = jika mau membantu/memberi kesempatan kepada  teman  untuk menyampaikan pendapat   tetapi dengan kalimat yang bernada menyalahkan 
4 = jika rela membantu, mendorong  atau memberikan kesempatan teman untuk berpndapat

Aspek 5:
1 = jika selalu berupaya memotong pembicaraan teman
2 =  jika sesekali masih berupaya memotong pembicaraan teman
3 = jika  mau  mendengarkan  pembicaraan  (informasi,  pertanyaan,  argumentasi),  meskipun kurang serius dalam mendengarkan
4 = jika mau  mendengarkan  pembicaraan  (informasi, pertanyaan, argumentasi) sampai teman yang menyampaikannya selesai berbicara

Jika kemudian lembar observasi ini dilakukan oleh siswa sesama anggota kelompok, akan dapat diubah menjadi lembar penilaian antar teman (peer assessment) dalam format sebagai berikut.

C.   Format Penilaian Minat
Contoh pengembangan instrumen pengukuran minat terhadap Sains menggunakan skala Likert sebagai berikut.
1.      Dibuat definisi tentang minat
2.      Dijabarkan apa saja dimensi minat. (bila lebih dari satu dimensi)
3.      Apa saja indikator dari tiap dimensi minat
4.      Disusun pernyataan yang akan dimintakan jawabannya dari siswa
5.      Dibuat pilihan jawaban,  dengan skala :
TP = tidak pernah
JR = jarang
KD = kadang-kadang
SR = sering
SL = selalu.

Contoh langkah pengembangan indikator dan penyiapan pernyataan/pertanyaan untuk mengukur minat adalah sebagai berikut.

VARIABEL
DIMENSI
INDIKATOR
PERNYATAAN
PILIHAN
TP
JR
KD
SR
SL
Minat terhadap kimia  diekspresikan sebagai perhatian yang lebih terhadap kimia  yang diekspresikan baik secara verbal maupun nonverbal
Verbal
Informasi
Saya menginformasikan hal-hal yang berkait dengan kimia kepada teman-teman jika ada kesempatan





Bertanya
Saya menanyakan kepada guru kimia  hal-hal yang berkait dengan mata pelajaran tersebut





Bercerita
Saya senang menceritakan tentang pelajaran kimia dengan teman saya





Diskusi
Saya berdiskusi jika ada yang  kurang dimengerti.





Berdebat
Saya berdebat jika pendapat saya disangga












Nonverbal
Membaca
Saya menyempatkan diri membaca artikel/karangan di majalah/surat kabar yang berkait dengan kimia





Mendengar
Saya  mendengarkan informasi di radio hal-hal tentang kimia





Menonton
Saya menonton tayangan khusus yang berkait dengan kimia  seperti melihat video di youtobe





Hadir di kelas
Saya hadir dalam pelajaran kimia





Mengamati
Saya mengamati reaksi yang terjadi pada saat praktikum





Berkunjung
Saya berkunjung kerumah guru kimia saya





Berimajinasi
Saya berimajinasi melakukan
penelitian





Bercita-cita
Saya bercita-cita ingin menjadi guru kimia yang professional





Bekerja
Bila ada kesempatan, saya memilih bekerja dalam bidang pekerjaan yang sesuai dengan bidang sains meskipun gajinya relatif lebih rendah













SEMOGA BERMANFAAT................