Rabu, 30 Mei 2012

Lakton


                         isolasi-senyawa-lakton-dari-fraksi-metanol-jamur-tanduk

Rumput laut merupakan salah satu sumber devisa negara dan sumber pendap atan bagi masyarakat pesisir. Selain dapat digunakan sebagai bahan makanan, minuman dan obat-obatan, beberapa hasil olahan rumput laut seperti agar-agar, alginat dan karaginan merupakan senyawa yang cukup penting dalam industri   Rhodophyceae  (alga  merah)  merupakan rumput  laut  penghasil  agar-agar  dan  karaginan, sedangkan  Phaeophyceae  merupakan  penghasil alginat  yang  belum  dioptimalkan  pemanfaatannya Sebagian  besar  rumput  laut  di  Indonesia diekspor dalam bentuk kering (Suwandi, 1992). Bila ditinjau dari segi ekonomi, harga hasil olahan rumput laut  seperti  karaginan  jauh  lebih  tinggi  dari  pada rumput  laut  kering.  Jenis  rumput  laut  penghasil karaginan  adalah  Eucheuma  Sp  dan  Eucheuma cottonii  Oleh  karena  itu,  untuk meningkatkan  nilai  tambah  dari  rumput  laut  dan mengurangi impor akan hasil-hasil olahannya, maka pengolahan rumput laut menjadi karaginan di dalam negeri perlu dikembangkan .Karaginan  merupakan  polisakarida  yang diekstraksi dari rumput laut merah dari jenis Chondrus,Eucuma ,Gigartina ,Hypnea ,Iradea dan Phyllophora.Polisakarida  ini merupakan  galaktan yang mengandung ester asam sulfat antara 20-30% dan saling berikatan dengan ikatan (1,3): B (1,4) Dglik osidik  secara  berselang  seling.  Karaginan dibedakan  dengan  agar  berdasarkan  kandungan sulfatnya, karaginan mengandung minimal 18% sulfat sedang agar-agar hanya mengandung sulfat 3-4% (FCC,  1974).  Dalam  dunia  perdagangan  karginan dibagi menjadi 3 jenis, yaitu kappa, iota dan lamda karaginan. Kappa karaginan dihasilkan dari rumput laut jenis Eucheuma cottonii, sedang iota-karaginan dihasilkan  dari  Eucheuma  spinosum.  Karaginan digunakan sebagai stabilisator, pengental, pembentuk gel, pengemulsi, pengikat dan pencegah kristalisasi dalam  industri  makanan  dan  minuman,  farmasi, kosmetik dan lain-lain. Stabilitas karaginan sangat ditentukan oleh pH larutan  dimana pengaturan pH larutan pada saat ekstraksi dilakukan  dengan  menggunakan  larutan basa  kuat,  khususnya  NaOH  atau  KOH.  Menurut pH  larutan  untuk  ekstraksi karaginan dari rumput laut berkisar 8,5-9.

Industri pengolahan rumput laut menjadi karaginan membutuhkan KOH dalam prosesnya. Selama ini kebutuhan KOH masih disuplai dari luar negeri. Penelitian untuk mendapatkan bahan alternatif pengganti KOH perlu dilakukan. Abu kelopak batang pisang mengandung oksida kalium cukup

tinggi sehingga diharapkan dapat mensubstitusi KOH sebagai bahan pengekstrak karaginan. Penelitian dilakukan dalam 2 tahap, yaitu: (1) pembuatan abu kelopak batang pisang sebagai sumber  alkali,serta ekstraksi  karaginan  dari  rumput  laut.  Uji  mutu  karaginan dilakukan menggunakan  parameter  daya  larut,  titik  gel,  titik  leleh,  dan  viskositas.  Hasil  penelitian menunjukkan bahwa perbandingan abu terhadap air untuk memperoleh pH 8,5-9 diperoleh pada berat abu 0,1 gram yang dilarutkan dalam 1 Liter air. Yield karaginan yang diperoleh dengan menggunakan larutan alkali dari abu kelopak batang pisang sebesar 54,7% dan mengunakan KOH sebesar 52%. Karaginan yang diperoleh adalah jenis kappa dengan titik gel 22oC, titik leleh yang tidak dapat dideteksi, dan viskositas 4 cP.

http://www.karyailmiah.polnes.ac.id/index.php/media-perspektif/terbitan-jurnal/vol-10-nomor-1-juni-2010/71-isolasi-senyawa-lakton-dari-fraksi-metanol-jamur-tanduk-termitomyces-eurrhizus-


2 komentar:

  1. PERMASALAHAN
    KOH masih di import dari Negara lain, sedangkan harga KOH tsb relative mahal dan sulit untuk di dapatkan.
    bagaimana jika KOH tsb di subtitusi dengan bahan lain yang juga berasal dari dalam negri seperti kelopak batang pisang......?????

    BalasHapus
  2. Sumber bahan baku batang pisang cukup melimpah karena selama ini batang pisang merupakan limbah pertanian yang tidak bernilai.
    Pemanfaatan ekstrak abu batang pisang sebagai substitusi KOH yang selama ini digunakan diharapkan dapat mengurangi impor KOH dan menaikkan nilai ekonomis batang pisang.Penelitian ini bertujuan menentukan rasio fraksi berat abu kelopak batang pisang terhadap air yang menghasilkan pH 8,5-9 yang sesuai dengan larutan pengekstrak karaginan dan membandingkan kuantitas dan kualitas tepung karaginan yang diekstrak dengan menggunakan larutan ekstrak abu kelopak batang pisang dengan karaginan yang diekstrak dengan menggunakan kalium hidroksida.

    Abu kelopak batang pisang yang dilarutkan dalam air dapat digunakan untuk mengekstrak karaginan dari rumput laut Eucheuma cootoni Perbandingan abu terhadap air untuk menghasilkan pH 8,5 - 9 adalah 0,1 : 1 (g/L)Yield yang dihasilkan dengan menggunakan larutan pengekstrak dari abu dan air lebih tinggi dibanding larutan KOH yaitu 54 dan 52% M u t u k a r a g i n a n ya n g d i e k s t r a k d e n g a n menggunakan larutan ekstrak abu masih dibawah mutu karginan komersial maupun standar FAO

    BalasHapus