Alat dan Bahan
Alat Bahan
- Alat sokletasi 1. Amoniak
- Alat destilasi vakum 2. Klorofrom
- Pipet kapiler 3. Asamnitrat
- Gelas ukur 4. Metanol
- Beker gelas 5. MgO
- Erlemeyer 6. NaOH
- Cawan penguap 7. Asam sulfat 10%
- Penangas air 8. Air suling
IV.Cara kerja
- 50 gram the dimasukkan ke dalam gulungan kertas saring, ikat dengan benang dan masukkan ke dalam alat sokletasi
- lakukan proses sokletasi dengan etanol
- uapkan pelarut dengan destilasi vakum
- pindahkan sebagai ekstrak ke dalam cawan pengaup yang berisikan 25 g MgO dan 200 ml air suling
- uapkan di atas penangas air sambil sesering mungkin di aduk
- setelah ekstrak sempurna kering air suling 300 ml di didihkan dan saring selagi panas
- tambahkan 25 ml asam sulfat 10%, uapkan kembali hingga volume tinggal sepertiga
- larutan di saring kembali panas-panas untuk memisahkan endapan
- lakukan ektraksi dengan kloroform dengan 5 kali 15 ml
- gabungkan ekstrak kloroform yang sedikit berwarna , lalu tambahkan beberapa ml NaOH 1%, lapisan kloroform di lapis dengan air suling
- uapkan ekstrak kloroform sehingga menghasilkan residu atau ekstrak kental kofein
- lalu lakukan rekristalisasi dengan menambahkan air suling panas sampai di dapat kofein murni
- atau lakukan sublimasi untuk mendapatkan kofein murni
pemurnian kofein dengan cara sublimasi
kafein
kasar (crude coffein) dilakukan sublimasi dengan menggunakan alat
sublimasi yang terbuat dari erlenmeyer vakum yang disertai aspirator
vakum dan dilengkapi dengan kondensor yang dialiri air suling
karakterisasi kafein
dengan pereaksi
mureksid
penentuan titik
didih
dengan
spktrofotometer intramerah
http://ryskapurnamasari.blogspot.com/2012/03/isolasi-kafein-dari-daun-teh.html
mengapa pada proses isolasi kafein dari daun teh menggunakan pelarut etanol dan apa kegunaan dari cawan penguap yang berisikan 25 g MgO dan 200 ml air suling....???????
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKafein biasanya diisolasi dengan ekstraksi menggunakan solven organik, dan kondisi ekstraksi (solven, suhu, waktu, pH, dan rasio komposisi solven dengan bahan) dapat mempengaruhi efisiensi ekstraksi kafein (Majid, 2008)
BalasHapusEkstrak biasanya menggunakan pelarut organik, karena pelarut organik akan melarutkan semua senyawa bioaktif dan senyawa yang berpotensi lainnya dalam bahan tersebut bila ingin dikembangkan secara komersial (Hernani, 2009).
Pada percobaan ini digunakan pelarut etanol karena rendemen tertinggi dapat diperoleh dengan menggunakan etanol 99,8% sebagai pelarut pada suhu 40oC selama 6 jam. Hal ini dikarenakan semakin tinggi konsentrasi etanol maka semakin rendah tingkat kepolaran pelarut yang digunakan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan pelarut dalam mengekstrak (Ramadhan, 2009).
Penggunaan etanol menurut Harbone (1996) dikarena alkaloid dari tumbuhan bersifat basa sehingga untuk melarutkannya dapat dilakukan dengan alkohol yang bersifat asam lemah.
Kafein biasanya diisolasi dengan ekstraksi menggunakan solven organik, dan kondisi ekstraksi (solven, suhu, waktu, pH, dan rasio komposisi solven dengan bahan) dapat mempengaruhi efisiensi ekstraksi kafein.
BalasHapusEkstrak biasanya menggunakan pelarut organik, karena pelarut organik akan melarutkan semua senyawa bioaktif dan senyawa yang berpotensi lainnya dalam bahan tersebut bila ingin dikembangkan secara komersial (Hernani, 2009).
Digunakan etanol sebagai pelarutnya karena mempunyai sifat yang sama dengan sampel, yaitu bersifat polar, sehingga dapat melarutkan kafein yang terdapat di dalam teh