isolasi-senyawa-lakton-dari-fraksi-metanol-jamur-tanduk
Rumput laut merupakan salah satu sumber devisa negara dan sumber pendap atan
bagi masyarakat pesisir. Selain dapat digunakan sebagai bahan makanan, minuman
dan obat-obatan, beberapa hasil olahan rumput laut seperti agar-agar, alginat
dan karaginan merupakan senyawa yang cukup penting dalam industri Rhodophyceae (alga merah)
merupakan rumput laut penghasil agar-agar dan
karaginan, sedangkan Phaeophyceae merupakan penghasil alginat
yang belum dioptimalkan pemanfaatannya Sebagian
besar rumput laut di Indonesia diekspor dalam
bentuk kering (Suwandi, 1992). Bila ditinjau dari segi ekonomi, harga hasil
olahan rumput laut seperti karaginan jauh lebih
tinggi dari pada rumput laut kering. Jenis
rumput laut penghasil karaginan adalah Eucheuma
Sp dan Eucheuma cottonii Oleh karena itu,
untuk meningkatkan nilai tambah dari rumput
laut dan mengurangi impor akan hasil-hasil olahannya, maka
pengolahan rumput laut menjadi karaginan di dalam negeri perlu dikembangkan
.Karaginan merupakan polisakarida yang diekstraksi dari
rumput laut merah dari jenis Chondrus,Eucuma ,Gigartina ,Hypnea ,Iradea dan
Phyllophora.Polisakarida ini merupakan galaktan yang mengandung
ester asam sulfat antara 20-30% dan saling berikatan dengan ikatan (1,3): B
(1,4) Dglik osidik secara berselang seling. Karaginan
dibedakan dengan agar berdasarkan kandungan sulfatnya,
karaginan mengandung minimal 18% sulfat sedang agar-agar hanya mengandung sulfat
3-4% (FCC, 1974). Dalam dunia perdagangan
karginan dibagi menjadi 3 jenis, yaitu kappa, iota dan lamda karaginan.
Kappa karaginan dihasilkan dari rumput laut jenis Eucheuma cottonii, sedang
iota-karaginan dihasilkan dari Eucheuma spinosum. Karaginan
digunakan sebagai stabilisator, pengental, pembentuk gel, pengemulsi, pengikat
dan pencegah kristalisasi dalam industri makanan dan
minuman, farmasi, kosmetik dan lain-lain. Stabilitas karaginan
sangat ditentukan oleh pH larutan dimana pengaturan pH larutan pada saat
ekstraksi dilakukan dengan menggunakan larutan basa
kuat, khususnya NaOH atau KOH. Menurut pH
larutan untuk ekstraksi karaginan dari rumput laut berkisar
8,5-9.
Industri pengolahan rumput laut menjadi karaginan membutuhkan KOH dalam
prosesnya. Selama ini kebutuhan KOH masih disuplai dari luar negeri. Penelitian
untuk mendapatkan bahan alternatif pengganti KOH perlu dilakukan. Abu kelopak
batang pisang mengandung oksida kalium cukup
tinggi sehingga diharapkan dapat mensubstitusi KOH
sebagai bahan pengekstrak karaginan. Penelitian dilakukan dalam 2 tahap, yaitu:
(1) pembuatan abu kelopak batang pisang sebagai sumber alkali,serta ekstraksi
karaginan dari rumput laut. Uji mutu
karaginan dilakukan menggunakan parameter daya larut,
titik gel, titik leleh, dan viskositas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan abu terhadap air
untuk memperoleh pH 8,5-9 diperoleh pada berat abu 0,1 gram yang dilarutkan
dalam 1 Liter air. Yield karaginan yang diperoleh dengan menggunakan larutan
alkali dari abu kelopak batang pisang sebesar 54,7% dan mengunakan KOH sebesar
52%. Karaginan yang diperoleh adalah jenis kappa dengan titik gel 22oC, titik
leleh yang tidak dapat dideteksi, dan viskositas 4 cP.
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id/index.php/media-perspektif/terbitan-jurnal/vol-10-nomor-1-juni-2010/71-isolasi-senyawa-lakton-dari-fraksi-metanol-jamur-tanduk-termitomyces-eurrhizus-
PERMASALAHAN
BalasHapusKOH masih di import dari Negara lain, sedangkan harga KOH tsb relative mahal dan sulit untuk di dapatkan.
bagaimana jika KOH tsb di subtitusi dengan bahan lain yang juga berasal dari dalam negri seperti kelopak batang pisang......?????
Sumber bahan baku batang pisang cukup melimpah karena selama ini batang pisang merupakan limbah pertanian yang tidak bernilai.
BalasHapusPemanfaatan ekstrak abu batang pisang sebagai substitusi KOH yang selama ini digunakan diharapkan dapat mengurangi impor KOH dan menaikkan nilai ekonomis batang pisang.Penelitian ini bertujuan menentukan rasio fraksi berat abu kelopak batang pisang terhadap air yang menghasilkan pH 8,5-9 yang sesuai dengan larutan pengekstrak karaginan dan membandingkan kuantitas dan kualitas tepung karaginan yang diekstrak dengan menggunakan larutan ekstrak abu kelopak batang pisang dengan karaginan yang diekstrak dengan menggunakan kalium hidroksida.
Abu kelopak batang pisang yang dilarutkan dalam air dapat digunakan untuk mengekstrak karaginan dari rumput laut Eucheuma cootoni Perbandingan abu terhadap air untuk menghasilkan pH 8,5 - 9 adalah 0,1 : 1 (g/L)Yield yang dihasilkan dengan menggunakan larutan pengekstrak dari abu dan air lebih tinggi dibanding larutan KOH yaitu 54 dan 52% M u t u k a r a g i n a n ya n g d i e k s t r a k d e n g a n menggunakan larutan ekstrak abu masih dibawah mutu karginan komersial maupun standar FAO